Saturday, February 9, 2013

Penduduk Bawah Tanah


Langit tampak pekat dengan hitamnya kelam, siang sudah berganti malam, terang sudah ditelan gelap. Untung saja bulan sedang purnama, ada cahaya tegas melingkar di sudut sana. Angin sepertinya enggan berhembus, tak ada satupun daun yang bergerak. Hanya jangkrik yang menyanyikan lagu sendu tak berujung. Kelelawar keluar dari sarangnya, saatnya bangun dan terbang bebas mengisi kekosongan perutnya.
Malam hari, benar-benar mewakilkan suasana peristirahatan kita nantinya. Gelap, sunyi, dan digerogoti ketakutan. Aku ingin berlari ke sebuah pemakaman sekarang, duduk di salah satu makam yang letaknya agak tinggi, lalu melihat ke sekeliling. Pasti sangat menakjubkan merasakan hawa kehadiran penduduk ‘bawah tanah’, bukankah berbicara dengan penduduk bumi hanya menambah luka dan tetap tak mengobati?
Bagaimana jika aku berbicara dengan mantan penduduk bumi? Kini mereka sedang berada di masa peralihan, yang sebelumnya menjabat sebagai penduduk bumi, mungkin sebentar lagi akan diangkat menjadi penduduk langit. Ahh, betapa senangnya menjadi penduduk langit terpilih dengan bekal amal yang lebih luas dari bumi. Dapat dekat dengan diriNya. Dapat bercengkrama dengan para shalihin shalihat. Dan tentunya bertemu sang jiwa indah, Nabi Muhammad SAW.
Ku akhiri tulisan ini, dengan mengutip tulisanku pada Bab 7 Rahasia Cinta, tepatnya Spiritual Love dari buku Moslem Millionaire. Terima kasih kepada Mas Ippho Santosa yang menyediakan satu halaman khusus yang masih kosong untuk diisi oleh pembaca.
You are the best the man kind
Peace be upon the messenger, The Chosen One
I’ll try to follow your way
I pray to be close to you
Hope one day I see your smile when you see me
God, how could I love someone whom my eyes have never seen?
Let me be with him even just once
Muhammad SAW, love you more and more
Amiin

No comments:

Post a Comment