Thursday, April 18, 2013

#EdisiAbiOTW



Bismillahirahmanirahim, jujur dari awal penulisan ini, penulis benar-benar belum memiliki bayangan akan menjadi seperti apa tulisan ini akhirnya. Tulisan ini merupakan sebuah permintaan khusus dari seorang kakak perempuan yang selalu berdiri dan menginspirasi penulis selama ini. Baiklah, kita bahas dulu topik yang akan diangkat kali ini.
Semua ini berawal dari liqo para akhwat angkatan 2010 di musholla, tiap hari Sabtu dengan pembahasan yang berbeda-beda. Namun selalu ada satu pembahasan yang tak pernah luput dari liqo kami, apalagi kalau bukan tentang pernikahan. Hehe. Begitulah kenyataannya, obrolan tentang pernikahan serasa sebuah bahasan yang sangat menarik dan tak ada habisnya. Kadang kami tersenyum malu-malu atau tertawa saat membahasnya. Bahkan aku pernah mengatakan, “Kalo yii punya anak nanti, mau dikasih nama Muhammad Al-Fatih”, lalu mendadak Andam dan Devi dengan setengah berteriak mengatakan, “Aku juga mau ngasih nama ituu!” (gubrak). Dan akhirnya disepakati bahwa kemungkinan besar anak laki-laki kami nantinya memiliki nama yang sama yaitu Muhammad Al-Fatih, hanya berbeda di panggilannya saja,
Devi mendapat bagian Muhammad, Andam mendapat bagian Ali, sedangkan aku, Fatih. (sesungguhnya kesepakatan ini diambil secara sepihak oleh penulis,wkwk)
Nah kembali ke topik, disela-sela obrolan kami yang sudah memikirkan tentang anak ini, hingga ke bagaimana cara mendidik mereka agar mampu menjadi penerus dakwah. Salah seorang temanku bertanya, “Udah ngomongin anak aja, abinya mana?”, lalu dengan muka polos diiringi senyum merekah aku menjawab, “Abinya lagi otw.” Dan seketika kami semua tertawa. Ada yang menambahkan, “Kok lama banget otwnya? Belum nyampe2 juga?” atau ada yang mengatakan “Jangan-jangan abinya udah on the spot.” Haha. Ya sudahlah, intinya, tenang aja ukh, insyaAllah abi lagi otw, umi tungguin dirumah aja yah. Hihi. (^_^)
Di akhir liqo kami ini, aku bertanya, “Jika kebaikan ada yg disebut amal jariyah, apakah keburukan juga ada jariyahnya kak?”. Lalu kak Rohmah menjawab, “Ya tentu saja, keburukan yang berasal dari diri kita dan mungkin berpengaruh buruk pada orang lain, selama ia masih melakukan keburukan itu, maka dosanya akan mengalir terus ke kita.” Kemudian kak Rohmah memberikan satu contoh, misalnya kita memiliki kumpulan film-film Korea, lalu kita memberikannya kepada teman-teman kita. Padahal isi yang terkandung sepanjang pemutaran film tersebut belum tentu semuanya berisi kebaikan apalagi sampai memenuhi kaidah syariat. Itu juga disebut dosa jariyah.
Atau aku suka jika mengambil contoh seperti ini, misalnya ada seorang teman yang bertanya, “Ada yang lagi deketin aku nih, kalo dia nembak, terima gak yah?”, lalu si teman yang katanya ‘baik dan pengertian’ ini menjawab dengan penuh ‘kebijaksanaan’, “Dilihat dari perilakunya sehari-hari, dia anak yang baik kok, rajin shalat dan tau agama, terima aja, kan kita masih muda ini.” (#geblek) Yang kayak gini nih dosa jariyahnya yang keliatan sepele tapi berefek sangat besar. Coba dibayangin, setelah teman kita jadian, lalu segala bentuk maksiat yang mereka lakukan, mulai dari sms atau telfonan mesra, kontak fisik dll, dosanya ngalir juga ke kita. Masha Allah. Mau apa mau banget? Penulis lemparin farmakope kalo ada yang jawab mau. Hha. Lagipula mana ada yang ‘tau agama’ tapi ngehalalin pacaran. Please deh guys.
Dan efek dari liqo kali ini, dirasakan amat besar bagi saudari kita Andam Dewi Pertiwi (ini judulnya promosiin Andam,hihi). Sepulang dari liqo, dia membuat sebuah status di facebook :
Move up tahap 1 : hapus film2 dan foto2 artis yg gak penting dr laptop & tahap 2 : ngubah musik jadi murottal (inget tambahin ruqya,kataku) #EdisiAbiOTW.
Cetar gak tuh efek #AbiOTW nya? Hihi. Ukhti fillah, kita renungin bareng-bareng ya sekarang, memang begitulah seharusnya seorang muslimah bertindak. Jika telah sampai satu peringatan padanya tentang kebaikan, segerakan. Jangan ditunda lagi. Cukup lakukan lalu istiqomahkan. Sisanya biarkan Allah yang menyelesaikannya. Hal ini jugalah yang menjadi manfaat kenapa kita harus rutin mengikuti liqo. Agar kita bisa saling mengingatkan dalam kebaikan. Jangan berfikiran bahwa liqo itu kajian yang membosankan, penuh adegan menggurui tentang agama, karena sesungguhnya liqo itu ajang mempererat ukhuwah kita, dipenuhi adegan cinta berlandaskan persaudaraan karena Allah. Dan jika pembaca memperhatikan status itu, diawali dengan ‘move up’ bukan ‘move on’. Ini sudah seperti tradisi kami para akhwat penghuni Rohis Al-Azzam, kami merasa tak cukup jika bergerak maju saja. Kami ingin bergerak naik, mereguk keridhoan penghuni langit. Karena satu hari, cepat atau lambat kami menginginkan berbagi karpet hijau tebal di atas sana, insyaAllah. Amiin.
Baiklah, tulisan ini akan penulis tutup dengan sebuah doa yang mungkin terkesan sangat ringan dan nyeleneh, namun sungguh, penulis tak bermaksud mengurangi sedikitpun makna kebaikan didalamnya. InsyaAllah.
“Ya Allah Ya Rabb, dengan segala kekurangan dan kelemahan sisi keperempuanan kami, kami mohon istiqomahkan kami di jalan ini, kami ingin menjadi segelintir perempuan yang mungkin dianggap asing bagi banyak orang, biarkan kami menjadi sekolompok perempuan yang menjanjikan investasi dunia akhirat bagi suami kami nantinya. Kadang kami meragu, saat melihat kebanyakan laki-laki yang lebih mementingkan nikmat keduniawian sesaat yang tak mungkin kami berikan melalui hubungan tak halal. Namun stock ikhwan sholeh masih ada kan ya Rabb? Tolong diperbanyak lagi, lalu kirimkan satu kepada wali kami. Karena sungguh, kini kami tak menyediakan seat untuk ‘cinta’, jikalaupun ada yang berminat, kami juga tak menyediakan pre-order, kami menginginkan ikhwan yang mendatangi wali kami on the spot ya Rabb. Ya Allah ya Rabb, kami percaya dan kami yakin bahwa janji-Mu benar. Kami akan terus memantaskan diri kami, karena #AbiUdahOTW. Tolong jaga ia dalam perjalanannya dan sabarkan kami dalam penantian ini, amin amin ya Rabbal ‘alamin.”


2 comments:

  1. asik nih, postingannya jauh lebih nyantai tapi nyentil. nyentil gak kecuma ke para calon umi tapi ke calon abi juga.
    aku otw dulu yii, hehe. assalamu'alaikum.

    ReplyDelete
    Replies
    1. biasanya serius n berat mulu yah? hha
      iya deh, ati2 cabi (calon abii), wkwk
      waalaikumsalam

      Delete