Tuesday, April 29, 2014

"Jiwa tersembunyi dalam raga,
dan Kau tersembunyi dalam jiwa."
(Fariduddin Attar)
Sebutan yang cukup layak untuk kita adalah 'Partner in Crime'
Lantas apakah rencana pertama yang akan kita lakukan?
Ah kau benar, Kill The Past!!!

Friday, April 18, 2014

“Kapan kiranya Engkau hilang sirna

sehingga Engkau memerlukan sesuatu untuk menunjukkan-Mu?

Butalah mata hati orang yang tak melihat-Mu

dalam keadaan selalu mengawasinya!

Dan merugilah kegiatan hamba

yang tidak diiringi dengan kecintaan kepada-Mu!”

(Husein bin Ali)

Wednesday, April 16, 2014

Bisa jadi, satu hari nanti kau akan mengunjungi satu bagian dari diriku

yang bahkan aku sendiri enggan tuk mengunjunginya.

(Derry Oktriana Syofiadi)

Strive to discover the mystery before life is taken from you.

If while living you fail to find yourself,

to know yourself.

How will you be able to understand the secret of existence when you die?

(Fariduddin Attar)

Tuhan, hari ini kepala hamba-Mu nantikan elusan tangan,
Dambakan sepercik iba dari samudra kasih-Mu,
Agar ceria mentari pagi bisa dirasa,
Agar bundar purnama bisa dinikmati,
Agar sisa reruntuhan jiwa ini dapat ditata lagi.
(Muhsin Labib)

Sunday, April 6, 2014

Kita adalah Kata yang Enggan Kau Tuliskan



Tulisan ini buat kamu yang masih susah banget buat move on. Tapi jangan berpikir bahwa penulis melakukan hal yang sama, karena penulis sudah berhasil move on, sepertinya, hehe.
Kemarin, 5 April 2014, gak sengaja ngebaca salah satu status teman di laman facebook, disana ia katakan beberapa kiat untuk mengobati kegalauan bagi kalian yang masih gagal dalam proses move on. Dari sekian poin yang ia sampaikan, hanya satu poin yang berhasil membuat penulis ngakak tanpa suara. Haha. Mau tahu apa yang ia sebutkan?
Seringlah mengintip akun mantan di media sosial agar tahu bahwa Anda memang tak pernah berarti.
(Naufaldi Rafif Satriya)
                Bagaimana? Sudah pernah menjadi pemeran utama dalam stalking TL mantan dan berakhir dengan napas panjang penyesalan dan kekesalan? Well, selamat menikmati ya guys, wkwk. Menurut hemat penulis, stalking TL mantan itu termasuk perbuatan paling menghabiskan waktu, jauh lebih sia-sia ketimbang menunggu bus trans Jakarta di stasiun kereta, seriously. Sebenarnya tidak ada masalah yang terlalu fundamental mengenai stalking men-stalking, hanya saja pertanyaan sederhananya, “Untuk apa terus dilakukan?” Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa itu semacam candu, ada kepuasan pribadi jika saat membaca ternyata sang mantan sedang terlibat konflik dengan pacar barunya atau malah sudah memproklamasikan diri bahwa hubungan mereka telah berakhir. Namun di sisi lain, malah banyak yang patah hati dan gigit jari karena sang mantan malah terlihat sangat bahagia dengan kekasih barunya. Nah ini dia, sudah tahu hasilnya masih absurd, niatnya mau move on eh malah makin terpuruk. Haha. Ayolah sadar tentang hal sederhana ini, Anda memang tak pernah berarti atau paling tidak, Anda tak seberarti bualan manisnya selama ini, hehe.
                Beda Naufaldi, beda lagi dengan gadis satu ini. Dia menulis status yang lebih elegan, tidak terlalu frontal namun maknanya? Tentu jauh lebih dahsyat. Ia katakan disana,
Kamu adalah apa yang selalu aku tulis, tapi aku? Aku adalah apa yang tak pernah kamu baca.
(Dina Nofirna Anatra)

Saturday, April 5, 2014

Testimonies





Alhamdulillah, setidaknya rasa cinta ini bertambah dan air mata jatuh pada-Nya, terima kasih. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT dan hijrah lebih baik lagi. (Azalea, Depok)

Terima kasih atas segala motivasi Anda, hatiku sangat tergugah setelah membaca karya Anda, sangat bermanfaat, kunanti karya-karyamu yang akan datang. (Dewi Saputri Sussang)

Alhamdulillah nambah ilmu dan rasa cinta kepada-Nya dan kekasih-Nya, air mata pun jatuh teringat akan setiap kesalahan. Semangat terus untuk istiqomah selalu di jalan-Nya. Semoga draft kasarnya bisa cepat jadi draft halus deh, gak sabar mau baca novel karya kakak lagi. (Ima Nurafiyanti)

Bukunya Mbak Derry telah memilih saya, gak tahu kenapa justru judul dan cover bukunya kuat banget daya tariknya, ternyata di dalamnya jauh lebih menarik. Baca buku Mbak kayak sahabat yang menampar langsung ke pipi, tegas lugas. Terima kasih. (Fitri Ariyani)

Salam kenal kak, luar biasa bukunya, membuat saya terharu, rasanya ingin bercerita panjang sama kak Derry. (Rully Octavia)

Buku kaka yang judulnya ‘Selamat Tinggal Tuhanku, Aku Perempuan Merdeka’ bukunya keren banget, banyak nilai-nilai positif yang saya ambil dari buku kaka, saya tersentuh sekali saat membaca tulisan-tulisan kaka, temen-temen saya juga suka. (Elisa, Banjarmasin)

Aku udah selesai membaca buku Mbak, bukunya bagus banget, aku harap Mbak terus menulis buku-buku seperti ini karena sangat diperlukan oleh remaja zaman sekarang, terima kasih banyak atas inspirasinya. (Anon)

Saya mau berterima kasih atas buku yang sudah kaka tulis dan terbitkan, saya belajar banyak dari tulisan kaka, semoga Allah memberikan yang terbaik buat kaka. (Aldair Imaduddin, Bandung)

Hmm, habis baca buku Mbak, rasanya pengen meluk dan sharing dengan Mbak. (Yani, Makassar)

Salam kenal. Saya salah satu dari pembaca buku yang judulnya ‘Selamat Tinggal Tuhanku, Aku Perempuan Merdeka’. Saya sangat berapresiasi sekali dengan buku ini. (Encep)

Pertama kalinya aku merasakan betapa nikmat menangis di bawah sujud. Teruslah berkarya kak, semoga Allah memberkahi kaka dengan karya-karya. Syukron. (Yulia Anis)

Subhanallah, Maha Suci Allah yang senantiasa mengingatkan hamba-Nya untuk berendah hati. Baru sepersepuluh bagian yang saya baca, dan dari mukadimahnya hingga lembar di halaman 30 tak ada pesan yang tak berarti, tak ada hiasan yang seindah untaian kata yang sangat apa adanya ini, dan tak ada yang begitu menenangkan ketika kita menyadari kehinaan dalam suatu penyesalan dan permohonan maaf kepada-Nya. Terima kasih telah menjadi salah satu hamba yang menunjukkan titik terang hati untuk selalu istiqomah di jalan-Nya. #SELAMAT TINGGAL TUHANKU, AKU PEREMPUAN MERDEKA# Semoga Allah lebih banyak melahirkan duplikasi hamba seperti Anda. (Anon)

Aku udah baca buku kakak dan sangat tertarik, aku temukan hidayah di lembaran-lembaran tulisanmu. (Titiek Vrihatin, Jambi)

Kakak, adek udah baca lhoo bukunya kak Derry, iih bagus banget kak, rasanya pas udah abis baca pengen baca lagi kak.(Silviola Heriza, Aceh)

Kak, aku baru saja membaca buku kakak, subhanallah, isinya sangat menyentuh hati ini dan merubah diriku menjadi lebih baik insya Allah. (Nurul Shasya)

Kaka aku udah baca buku kaka, bagus banget. Sodara aku juga pada beli bukunya malah dibaca berkali-kali. Semoga sempet nulis buku terbaru dan ceritanya membuat pembaca makin terinspirasi buat selalu ke jalan Allah. (Dewi Masitoh, Jakarta)

Salam kenal, saya salah satu pembaca buku Mbak, sangat menginspirasi, belum selesai bacanya, tapi entah kenapa ingin menghubungi penulisnya. Semoga bisa sharing tentang Islam dan perempuan serta mempererat ukhuwah. (Ifa)

Thanks atas pelajarannya. Gak tau mau komen apa. Intinya terima kasih aja. Minimal saya bisa belajar bagaimana memperlakukan perempuan. Ini bukunya udah dijadikan buku wajib buat adik-adik perempuan di himpunan. (Waisul, Makassar)

Ini Ira yang suka baca tulisan kakak dari Medan. Semoga sukses selalu ya kak. (Ira, Medan)

Aku udah khatam baca bukunya, menurutku edisi abi otw yang paling kocak, insya Allah nanti pada waktunya kakak bakal dipertemukan dengan calon imam kakak, seperti layaknya Fatimah dan Ali, aamiin. (Rahma, Jakarta)

Berharap Derry sambung lagi tulisannya. (Hariyanti)

Kalo yang posisinya lagi pacaran baca buku yii mungkin berasa diomelin. Kalo yang baru putus akan ngerasa terkuatkan. Kalo posisinya udah jadi orangtua bakal makin ngelindungin kehormatan anak-anaknya. Kalo aktivis dakwah baca buku itu dan posisi dia lagi lengah, bakal berasa diomelin, serasa yii bilang gini, “Ayo dong bangkit, gak ada waktu lagi buat leye-leye, banyak perempuan yang perlu pundak kita, jangan biarin keduluan pundak-pundak yang lain.” Kata temen, dia suka gaya ceritanya, tiap judul cuma dikit-dikit, gak banyak basa-basi dan dia suka bagian cerita Ali dan Fatimah. Kalo kakak paling suka tentang perempuan pembuka pintu surga, bikin bangga profesi ibu rumah tangga. Lalu buat calon abi, mungkin dia bakal ngerasa dapet petunjuk lebih jelas tentang penulis dan memberanikan diri untuk selanjutnya, hehehe. (Rohmah Ruyani, Karawang)

Sebagai orang yang bisa dibilang kenal sama penulis, takjub sama perubahan yang penulis alami. Salut sama sistem dakwah yang gak tua dan kuno ini. Dari segi isi buku, aku lebih nganggap ini NASI PADANG! As you know, tau sendiri isi nasi padang apa aja kan? 1 porsi udah bikin kenyang banget. Santapan selezat itu dibungkus dengan hal sederhana. Isinya macem-macem, ada nasi yang empuk buat nambah ilmu, ada cabe yang pedas buat nyindir-nyindir diri sendiri, ada lauknya yang berlemak tapi tetap bikin nagih buat dibaca. Congrats yii. Bukunya AWESOME! (Pandu Wijaya Saputra, Pekanbaru)

Tentang perempuan, saya tidak tahu banyak dan saya tidak ingin menebak-nebak. Apa yang penulis tulis adalah buku yang bagus dan berani. Pembaca khususnya perempuan akan merasakan bagaimana dicaci dan dibenci oleh diri sendiri pada setiap partnya untuk kemudian ‘bangun’ dengan mata, telinga serta mulut tertutup untuk memudahkan hati menuntun ke jalan yang lurus. Kalimat ‘Save the best for the last’ barangkali menjadi kalimat yang tepat untuk keseluruhan buku ini, buat yang penasaran, selamat membaca. (Rifo Aditya, Tanjungpinang)

Alhamdulillah saya diperkenankan membaca buku ini oleh Allah, isinya keren banget asli. Meski baru sampai seratus halaman, tiap bab penuh kejutan, full motivasi, lugas, bahasa yang mudah dipahami dan tetap bernilai sastra tinggi. Penuh nasehat tanpa bermaksud menggurui. Pokoknya keren. (Suharto Seto, Tangerang)

Wednesday, April 2, 2014

Tulilah, Butalah & Bisulah, Tapi Jangan Matikan Hatimu!


“Terkadang kita harus jadi tuli atas omongan yang tak berguna.
Jadi buta atas hal-hal yang tak penting.
Dan jadi bisu kepada telinga yang tak berlubang.”
11:41 pm dan seperti biasa aku masih terjaga dalam kondisi sebenar-benarnya sadar. Scroll twitter dan menemukan tweetyang satu itu. Inspirasi malam yang berhasil mengukir sunggingan penuh arti di depan layar monitor. Baiklah, aku harus memulainya darimana? Mungkin dari luapan rasa kesal tentang hari ini, meski hanya dipengaruhi oleh hormon-hormon tak stabil dari periode bulananku. Tak banyak yang paham dengan itu semua kecuali para perempuan, bahkan aku tak yakin bahwa para pakar fisiologi manusia yang berjenis kelamin laki-laki mampu memahaminya, tak akan pernah. Kenapa? Karena kita tak akan pernah tahu rasanya tenggelam sebelum kita benar-benar menceburkan diri ke dalam lautan. Tapi baiklah, lupakan dan abaikan.
                Aku memang agak kesal hari ini, jauh sebelum ini aku sudah sangat ingin menuliskannya, menuliskan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sama dan terus ditanyakan padaku. “Siapa laki-laki yang dimaksud dalam tulisan lamaran di atas pusara?” atau “Aku tahu dia siapa, apakah kau masih mengharapkannya?”

Tuesday, April 1, 2014

Masih Terjebak? Bangkitlah!



Dengan menyebut nama-Nya Yang Mahalembut dan Melembutkan.
Hari ini 31 Maret 2014, beberapa jam sebelum memasuki bulan baru, April 2014. Satu kata pertama yang mewakili postingan di blog ini adalah ‘Keprihatinan’, kenapa? Karena tak terasa, hampir empat bulan blog ini tidak dihiasi dengan judul baru, benar-benar mengecewakan. Katanya ingin berdakwah menggunakan tulisan, katanya seorang penulis, katanya tiada hari tanpa menulis, lalu dimana tulisan-tulisanmu Oktriana?Well, menulis itu memang sudah menjadi bagian dari diri sendiri, napas yang berhembus, nadi yang berdenyut, hingga darah yang mengalir. Hanya saja, belakangan ini, hampir seluruh tulisan berkelebatan tentang ‘rasa’ dan itu puncak permasalahannya.
Mungkin dulu, jauh sebelum ini, menulis seolah menjadi obat pelipur lara, anti-depresan terbaik yang dihasilkan oleh jemari renta ini, namun kali ini, tulisan seolah menjadi racun bagi orang lain apalagi bagi diri sendiri. Saat semua hal satu per satu diteriakkan secara lantang, ditulis secara detail tanpa perumpamaan, seolah terdapat suatu tindakan membunuh diri sendiri secara perlahan disana. Racun itu mendadak menjalar di sebagian pemikiran dan perasaan jika hasil tulisan berupa ‘rasa’ itu dibagikan ke publik kemudian dibaca oleh orang-orang yang mengidap close-minded syndrome.Meski ini terkesan berlebihan, tapi memang itulah kenyataannya.