Friday, April 5, 2013

Mereka Bilang Aku Aneh





Melakukan suatu perubahan yang dianggap terlalu drastis bagi orang lain, mungkin terkesan ‘mengkhawatirkan’. Dan sedang terjadi pada hari-hariku. Baik itu orangtuaku, kakak, abang ipar, tante-tante dan bahkan sepupuku. Serasa aku sedang melakukan suatu tindakan asusila dan dihakimi secara sepihak. Benar-benar menggelikan.
Aku percaya dan aku berterima kasih atas perhatian lebih yang mereka tambatkan untukku. Aku tahu yang mereka inginkan hanyalah yang terbaik untukku. Namun aku ingin katakan, “Jalan yang aku ambil, bukanlah hal yang salah dan patut dicemaskan, percayalah, anak perempuan kalian ini merasa jauh lebih baik sekarang.”
Kadang aku tertawa saat mendengar celotehan mereka tentangku. Dibawah ini beberapa kutipan pernyataan mereka kepadaku :
“Emang harus ya kerudung gede dan lebar kayak gitu? Gak modis!” (di Al-Quran gitu sih katanya, emang yang penting itu di mata manusia atau di mata Allah dear?)
“Jangan ikut aliran macem-macem!” (ternyata kalo ada yang usaha jadi lebih bener langsung diduga ngikut aliran macem2, trus yang gak ngikutin Al-Quran itu aliran apa ya? #kalem)
“Makek kerudungnya yang biasa-biasa aja, nanti bisa diculik!” (yang gak makek kerudung dan makeknya buka2an juga lebih banyak yang diculik kayaknya)
“Ya udah, pakailah kerudung lebar-lebar gitu, nanti dikasih horden sekalian!” (wah boleh itu, ntar dijual lagi hordennya buat beli kerudung, hihi)
“Pulang dari Jakarta bukannya modis malah kayak pulang dari pesantren!” (kalo aku kuliah di Paris mungkin pas pulang harus buka kerudung biar dianggap wajar,wkwkwk)
“Jangan jadi Islam yang fundamentalis!”(nah ini dia, coba di cek dulu pengertian fundamentalis itu apa, dan emang ada orang yang mau bangun rumah dengan pondasi yang gak kokoh?)
“Jangan terlalu gimana pakaiannya, nanti susah diterima kerja!” (bagus dong, berarti Allah ngehindarin kita punya atasan yang jahiliyah, lagipula kan pengen membuka lahan pekerjaan #amiin)
“Nanti ajalah kayak gitu, kan kamu masih muda.”(iya kalo sempet tua, kalo mati muda gimana? #glek)
“Kan kamu bakal dipilih sama laki-laki, kalo kayak gini, udah ketebak laki-laki gimana yang mau sama kamu!” (bagus dong kalo udah ketebak, kan emang pengennya ini dijadiin bentuk penyeleksian keshalihan calon suami #eeaaa)
Sudahlah, tidak perlu diperpanjang lagi sepertinya. Anggap saja mereka dalam posisi ‘mengkhawatirkanku’ secara berlebihan. Padahal, jika difikir-fikir, aku masih mengenakan warna-warna yang cerah, kadang shocking pink, oranye, kuning, ungu dan lain-lain. Aku juga masih mengenakan bros berbentuk bunga ataupun boneka. Tidak lebih menyeramkan jika mereka membayangkan bahwa mungkin suatu saat nanti aku akan memakai pakaian serba hitam, coklat tua, biru tua, hijau tua atau warna-warna gelap lainnya. Ditambah lagi dengan gamis dan khimar yang lebih lebar lagi. Mungkin saat itu mereka akan sepakat bahwa aku seorang teroris. Haha.
Sebenarnya masih banyak yang ingin aku paparkan. Beberapa hal menggelikan yang kadang terlintas difikiranku. Seperti, mengapa orangtua sekarang ada yang lebih khawatir saat anaknya memakai kerudung lebar dan tidak bermasalah saat anaknya mengumbar aurat? Mengapa mereka lebih khawatir saat anak-anaknya rutin mengikuti pertemuan yang mengkaji Al-Quran dan hadits tapi tidak khawatir saat anak-anaknya membuang-buang waktu hanya untuk hal-hal keduniawian? Mengapa mereka khawatir saat anak-anaknya menjadi aktivis dakwah tapi tidak khawatir saat anak-anaknya menjadi aktivis pacaran? Rasanya lebih baik disebut sok alim daripada sok jahiliyah. Hihi.
Saudariku tercinta yang mungkin merasa dikucilkan oleh lingkungan sekitar kita, ingatlah bahwaRasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Islam datang dengan keterasingan dan akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah bagi orang-orang asing (al-ghuroba’). Sahabat bertanya : “Siapakah orang-orang asing itu ya Rasulullah SAW? Rasulullah SAW menjawab : “Mereka adalah orang-orang yang berbuat kebaikan di tengah-tengah manusia yang sudah rusak.”  (HR. Ibnu Majah)
Baiklah seperti biasa, mari kita akhiri dengan bermunajat kepada Allah SWT :
“Ya Allah ya Rabb, semoga Engkau tetap meneguhkan hati kami meskipun seisi dunia menentangnya. Semoga kami tetap setia pada segala kebenaran dan berusaha menyempurnakannya. Semoga Engkau bahagiakan hati kami dengan menghilangkan segala keraguan dalam jiwa ini mengenai dunia. Karena sungguh, tak pernah ada satupun keraguan yang layak dirasakan dalam jalan yang telah Engkau janjikan untuk mengokohkan pijakannya.Kami rela Engkau matikan dalam keterasingan asalkan ianya mampu meninggikan derajat kami di mata-Mu. Perkenankanlah doa kami ya Rabb. Kami memohon dengan sangat. Amin amin ya Rabbal ‘alamin.”

Catatan untuk pembaca :
Satu opini yang sangat ingin aku tanyakan dan mengetahui jawaban dari para pembaca melalui chatbox atau comment di blog ini, apakah kita rela menjual kenikmatan akhirat yang kekal dengan kenikmatan dunia yang sementara ini? Thanks before (^_^)

9 comments:

  1. Satu riwayat mengumpamakan para mu'min di akhir zaman mempertahankan keimanannya seperti memegang bara api, yg tak kuat maka ia lepaskan -waallahu a'lam

    tentu semua akan memilih yg kekal tapi dalam pelaksanaanya mencapai fikiran , prilaku,dan kecondongan tuk perbekalan amal baik ada peran hidayah Allah,,
    dan itu adalah hal yang ditunggu tapi dicari,

    yah.. kira2 begitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku pernah baca juga riwayat itu kak, bener2 jleb maknanya, semoga Allah ridho dengan niat kita dan semakin dikuatkan yah kak, amiin :')

      Delete
  2. revis : maksudnya hidayah bukan ditunggu tapi di cari :)

    ReplyDelete
  3. cuma bisa senyum-senyum melihat kekhawatiran mereka. ;)
    tetap berusaha menuju kesempurnaan, abaikan yang mengasingkan. memang pada dasarnya hanya diri sendiri yang tidak selalu merasa asing terhadap diri sendiri yii.
    setidaknya diri sendiri lah yang lebih mudah terbiasa dengan keterasingan yang kadang terjadi di diri sendiri.
    sabar menuju kenikmatan di kekekalan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. awalnya juga ngerasa asing ma diri sendiri, tapi makin hari kayak nemuin diri sendiri yg lama ilang, alhamdulillah :') doain aja to :)

      Delete
  4. berikut ini bebrapa temuan teranyar;

    - maaf, saya hanya menyembah Tuhan yang tidak menciptakan kesia-siaan, dan menciptakan penawar atas semua rasa sakit (nama Tuhan dan risalah yang kita percayai/yakini dan pegang boleh jadi sama, tapi nama-yg-sama saja blum cukup)

    - Tuhan menciptakan makhluk, makhluk menciptakan kotak, manusialah yang menggolongkannya

    - many more

    ReplyDelete