Pernah
jatuh cinta? Bagaimana rasanya? Hati mendadak selalu berbunga-bunga? Semua
orang tiba-tiba memiliki wangi yang sama dengan parfumnya? Hati cetar-cetar
saat ada yang menyebut namanya? Atau mungkin ada yang sudah menjalin hubungan
terhitung lama, lalu dunia serasa hanya milik berdua, bahkan meyakini diri
bahwa memang dialah yang dijodohkan Allah untuk kita? Itulah salah satu bagian ‘kebahagiaan’ yang dirasakan oleh dua orang yang
sedang kasmaran.
Tapi tunggu
dulu, masih ada bagian lain yang tak boleh kita abaikan, yaitu bagian ‘kesedihan’. Kenapa? Karena suatu hubungan tak akan
pernah luput dari masalah. Kadang cemburu, salah paham, kurang komunikasi,
jarang bertemu, ngambekan, terlalu sibuk, posesif, dan masih banyak lagi. Yang harusnya
baik-baik aja, eh malah jadi masalah besar. Yang kecil dibesar-besarin, yang
besar malah makin dibesarin. Yang tadi judulnya bahagia mulai diliputi galau,
labil, murung sana-sini. Lelah deh. Hehe.
Aku pribadi
udah tau banget lika-liku hubungan yang disebut ‘pacaran’.
Gimana enggak, mantan udah punya beberapa, bahkan yang terakhir udah
serius banget ‘kayaknya’. Inget dan digaris
bawahi ya, ‘kayaknya’. Kalem aja kayak katanya
Yusuf Mansur. Hihi.
Tapi ya itu
dia, hidup gak sesederhana itu guys. Manusia emang berencana tapi apapun itu
tetep Allah yang nentuin. Biar enteng dan gak kerasa memberatkan, aku bakal
share sesuatu yang tidak menghakimi melainkan suatu
opini yang bebas direnungkan oleh masing-masing diri kita.
Kamu mungkin
emang udah pede banget kalo yang kamu rasain sekarang itu ‘cinta’. Tapi hellooow, yakin bgt? Mii apah? Ciyus? Oke
deh kalo emang yakin banget, tapi aku nanya dulu. Cinta yang kamu
bangga-banggain sekarang apah bener-bener bisa bikin
kamu bahagia? Bisa bikin kamu bebas dari rasa sakit? Ini masih sakit di dunia, gimanah sakitnya ntar di akhirat?
Eh udah mulai berat nih bahasannya kalo bawa-bawa akhirat. Hehe.
Tapi emang
gitu kenyataannya, coba deh liat sekeliling kalian. Berapa banyak orang yang
pacaran, gonta-ganti, putus-nyambung, emang yang mana diantara mereka berakhir
di pelaminan? Ada emang, tapi gak banyak. Rata-rata yah berakhir putus. Jleb
banget pokoknya. Ato ada juga yang pacaran udah bertahun-tahun, trus nikah tapi
akhirnya malah cerai. Nah ini lebih jleb lagi.
Dear pembaca,
itu semua juga masih belum seberapa jleb. Karena sekali lagi aku bilangin, ini masih di dunia. Percaya gak kalo dunia itu cuma
sementara dan akhirat yang bakal kekal?
Kalo gak
percaya, nih dikasih ayatnya :
“Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan
dan suatu yang melalaikan... Dan di akhirat (nanti) ada
azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
(QS Al Hadid : 20)
“Dan akhirat itu
adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS Al Alaa :
17)
“... Mereka
bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan di dunia itu
(dibandingkan dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan
(yang sangat kecil).”
(QS Ar Ra’d : 26)
Jadi gimana,
udah percaya sekarang? Dengan segala kerendahan hati untuk tidak bermaksud
menggurui, aku cuma pengen membuka suatu opini dan terpulang pada pembaca
tentang bagaimana menanggapinya. Karena jika ‘pacaran’
yang mengatasnamakan ‘cinta’ itu terus dipupuk dan seolah menjadi suatu
hal yang wajar di mata masyarakat dewasa ini, padahal sudah jelas dilarang oleh
Allah. Lalu apa tujuan ini semuanya? Hanya sekedar memperoleh kebahagiaan
dunia? Apa kita tidak menginginkan membangun suatu cinta yang diridhoi oleh
Allah? Apa kita tidak pernah bermimpi menghabiskan
seluruh waktu kekal di akhirat nanti bersama pasangan hidup kita?
Bukankah kita
semua sudah berada di dunia? Lalu untuk apa lagi menjadikan dunia sebagai
tujuan? Seharusnya kita menjadikan akhirat sebagai
tujuan karena kita memang belum tiba disana. Dan segala tujuan kita,
tentu membutuhkan bekal. Percayalah, apapun yang dilakukan dengan mengatasnamakan cinta yang hakiki akan memberikan kebahagiaan yang hakiki pula. Dan
hanya Allah lah Zat Mahacinta itu, Zat yang paling layak menguasai seluruh hati
dan jiwa kita makhluknya.
Aku pribadi
merasa sangat sulit untuk berhijrah, dari seorang aktivis pacaran mendadak
merevolusi diri untuk menolak segala atribut pacaran. Bahkan kini berkeinginan
menjadi seorang aktivis dakwah. Tapi ada satu hal yang slalu aku ingatkan pada
diriku sendiri saat nafsu jahiliyahku mulai terpicu dan ingin menyala lagi. Kalian
tau apa?
Cukup
satu kata, yaitu ‘kematian’
“Mereka yang melazimkan
hati mengingat mati, akan merasa kecil dunia ini dan menjadi ringan
semua yang ada padanya.” (Hasan Al-Bashri)
Tak banyak
yang dapat aku katakan, karena sungguh, memanusiakan manusia itu adalah hal
yang paling sulit menurutku. Aku disini tidak merasa berada di posisi benar apalagi
sempurna sehingga mengganggap orang lain di luar sana salah. Aku bahkan slalu
merasa menjadi seorang perempuan yang tak layak dan mungkin tak akan pernah
layak menyampaikan satu ayat pun dalam Al-Quran. Tapi demi Allah, aku sangat
menginginkan hijrah dari jurang kemaksiatan menuju puncak keridhoanNya. Semoga semuanya
dijadikan proses yang kuat dan menguatkan. Amin.
Ku akhiri
tulisan ini dengan satu kutipan ayat sebagai bahan
perenungan kita semua :
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah
diberikan kepadanya, Kami siksa mereka dengan
tiba-tiba, maka mereka langsung terdiam berputus
asa.” (QS Al An’am : 44)
No comments:
Post a Comment