Adzan menggema
di seluruh sudut rumah, masjid yang berjarak hanya sekitar 30 meter itu
mengumandangkan adzan ashar, memberiku kesempatan untuk
kembali bersujud dan mensyukuri nikmatnya shalat. Banyak yang ingin aku
tulis kali ini. Tapi tak satupun kata yang aku temukan untuk memulainya.
Baiklah, biarkan aku sejenak membasuh kulitku dengan air wudhu. Menunaikan
shalat kemudian berusaha tersenyum sambil mengalirkan tinta bening seperti
biasa di kedua pipiku. Yak, alhamdulillah sudah ku tunaikan satu lagi panggilan
itu. Paling tidak, jika aku mati beberapa saat lagi, aku sudah terbebas dari
kewajiban ashar ini. Dan malaikat maut menjemputku dalam keadaan masih
berwudhu.
Sebelum aku
mulai menulis lagi, beberapa menit yang lalu aku memutar sebuah lagu berjudul “cinta sejati” ciptaan Melly, single terbaru dari
Bunga Citra Lestari dan merupakan salah satu soundtrack film “Habibie & Ainun”. Film yang sangat menyentuh,
menyorotkan kisah dua insan yang mewarnai sejarah Indonesia, tentang kesetiaan, ambisi, pengorbanan dan tentunya cinta. Aku
benar-benar meneteskan air mata haru saat menyaksikan film itu. Dan sepanjang
film itu diputar, slalu ku mohonkan doa pada Allah. Bisikan hatiku mengatakan
“Ya Allah, mohon Engkau periksa kembali lelaki seperti pak Habibie, perbanyak
lagi, lalu kirimkan satu untuk menjadi jodohku”, haha, aku tertawa geli
mendengar doaku sendiri. Mungkin setelah ini, aku akan mulai menulis tentang
cinta pada judul-judul tulisan ku selanjutnya. Sepertinya aku memang harus jatuh cinta lagi. Atau lebih tepatnya
membangun cinta.
Cinta yang pernah kuabaikan selama ini. Cinta hakiki dari Zat Mahacinta. Karena jika aku tidak memulai membangun cinta ini dengan kokoh, ntah sampai kapan aku bisa menjadi sosok seperti judul blog ku ini, “As’adum Ra-atin Fil ‘Aalam”. Semoga Allah menyegerakan hal-hal baik dalam hidupku kedepannya. Amin.
Cinta yang pernah kuabaikan selama ini. Cinta hakiki dari Zat Mahacinta. Karena jika aku tidak memulai membangun cinta ini dengan kokoh, ntah sampai kapan aku bisa menjadi sosok seperti judul blog ku ini, “As’adum Ra-atin Fil ‘Aalam”. Semoga Allah menyegerakan hal-hal baik dalam hidupku kedepannya. Amin.
Kadang aku
benar-benar merasa menjadi manusia paling terombang-ambing sedunia. Pasang
surut ini begitu drastis terjadi di hati dan pikiranku. Baru saja aku
mengatakan semoga Allah “menyegerakan”. Haha. Mungkin
ada benarnya, aku harus memeriksakan kesehatan psikis ku ke seorang psikolog,
atau aku harus memiliki seorang guru spiritual. Tapi sudahlah, cukup dengan
memperbanyak zikir, mengencangkan sunnah dan memperbesar sedekah. InsyaAllah
semua akan baik-baik saja. Kini aku tersenyum dan mengutip salah satu doa yang
kerap kali membasahi bibirku :
Ya Allah,
Berikanlah rasa puas padaku dengan
ketetapanMu,
Dan berkatilah aku dengan semua yang telah
dipastikan bagiku, sehingga
Aku tidak menyukai
kesegeraan dari apa yang Engkau tangguhkan,
Dan tidak pula
menyukai penangguhan dari apa yang Engkau segerakan.
Amin ya Rabb.
Doa itu
melantun indah, mendesirkan sejuta makna. Hanya Dia yang mampu meneguhkan
hatiku. Layaknya salah satu firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-An’aam
ayat 111 “..., mereka tidak juga beriman,
kecuali jika Allah menghendaki. Tapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui (arti kebenaran).” Aku benar-benar harus
menggaris bawahi kata “menghendaki” disana, karena sungguh, kebanyakan kita mengganggap
bahwa keimanan itu ada di depan kita dan kekufuran ada di tangan kita. Sehingga, kita dapat
beriman kapan saja kita mau dan berbuat kufur kapan saja kita ingin
melakukannya. Demi Allah, kenyataan yang tertulis jelas dalam firmanNya bahwa segala hal berada dalam genggamanNya. Tak ada satupun
makhluk yang beriman kecuali Dia memberikan hidayah dan Dia menghendakinya, dan
tidak ada yang kufur kecuali Dia telah menelantarkannya dari petunjuk kemudian
Dia menyesatkan dan mengeraskan hati orang yang dikehendakiNya. Allah SWT berbuat apapun yang Ia kehendaki. Semoga
kita semua tergolong umatNya yang senantiasa ditunjuki kepada jalan yang lurus,
yaitu jalan orang-orang yang telah Allah SWT beri nikmat kepadanya, bukan jalan
mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Amin.
Sebelum aku menutup tulisanku kali ini,
izinkan aku memohonkan satu doa lagi kepada Allah, Tuhan seluruh alam. Dan
berharap siapa pun yang membaca tulisan ini menguatkannya dengan ucapan amin.
Ya Allah, semoga Engkau tak memalingkan kami kembali ke jurang
kesesatan setelah Engkau beri kami petunjuk di jalanMu. Kokohkan pijakan kami,
kuatkan hati kami, jadikan kami pribadi yang dapat berbahagia
dan membahagiakan. Amin ya Rabbal alamin.
No comments:
Post a Comment