Monday, December 2, 2013

Coitus Interuptus dengan Pekan Kondom Nasional



 
Well, sesungguhnya menulis tulisan kali ini agak memuakkan, disamping karena temanya yang juga memuakkan, juga tentang deadline memuakkan yang dibuat oleh Ari Akbar. Entahlah harus memulai darimana, rasanya hanya ingin menulis sebuah paragraph kemudian mengakhirnya dengan ucapan terima kasih. Namun baiklah, mari kita lihat apa yang akan tertulis setelah ini. Mungkin dapat kita mulai dengan kata ‘kondom’. Kondom merupakan salah satu alat pengaman yang digunakan untuk mencegah terjadinya konsepsi. Lalu apa itu konsepsi? Konsepsi merupakan proses awal terjadinya kehamilan dimana berlangsungnya pertemuan antara sel sperma dan ovum, kemudian aku tergelitik untuk menanyakan istilah itu pada teman-teman satu grup skripsiku:
Aku        : Kemarin apa istilahnya? Yang cruptus2 itu
Ade        : Apaan cruptus?
Aku        : Itu loh yang pembuahan di dalam
Adit        : Coitus Interuptus
Oni         : Yiiii, masya Allah, kenapa tiba2 nanya gitu2an?
Aku        : Yii lagi mau nulis tentang kondom weeks
Ade      : (menanggapi Adit) Salah, bukan itu, seharusnya coitus aja, interuptus itu dibatalkan alias buang diluar
Yah, kira-kira begitulah obrolan anak Farmasi. Sekarang kembali ke tema awal tentang kondom weeks, entah apa yang ada di pikiran para petinggi negeri ini dan para pembuat kebijakan di atas sana. Mereka menetapkan 1-7 Desember sebagai Pekan Kondom Nasional, rasanya aku benar-benar ingin meneriakkan, “What the…?!” kepada mereka semua.
Mari kita tinjau dari tujuan utama mereka melakukan pembagian kondom gratis ini, mereka mengatakan ini semua demi mencegah penularan HIV/AIDS. Well, tidakkah mereka memiliki alasan yang lebih logis dibandingkan itu semua? Sangat menggelikan jika mereka menganggap bahwa penularan dapat dicegah dengan hal seperti itu, karena fakta di lapangan menunjukkan bahwa berbagai negara yang telah melakukan upaya ini mendapatkan hasil yang nihil dalam menekan angka peningkatan penyakit HIV/AIDS. Selain itu, apa yang menjadi pertimbangan utama saat mereka membagi-bagikannya pada para mahasiswa? Apakah mereka berpikir bahwa para mahasiswa melakukan tindakan terlarang pra nikah sehingga harus dicegah kemungkinan terjangkitnya virus ini menggunakan kondom? Maka aku akan katakan dengan lantang bahwa itu semua adalah perbuatan bodoh. Bukan pembagian kondom yang harus dilakukan! Itu sama saja melakukan pelegalan pada tindakan pra nikah! Bangsa ini hendak mencegah penularan virus dengan menyebarkan alternative kondom yang malah mengikis kemuliaan para pemudanya? Berpikirlah, sedikit saja!
Kini bukanlah kondom yang menjadi penyelesaian, karena hal itu malah mengajarkan para pemuda bahwa dengan kondom mereka dapat melakukan ‘Coitus Interuptus’ dan semuanya akan baik-baik saja, baik itu tentang pencegahan kehamilan maupun pencegahan penularan penyakit. Namun, bukanlah itu titik beratnya. Ini adalah tentang peradaban, peradaban para pemuda yang dirusak dengan legitimasi penggunaan kondom. Sekali lagi ingin aku katakan, entah apa yang sedang dilakukan para pembesar negeri ini!
Rasanya sudah sangat banyak para cendikiawan, alim ulama dan para aktivis lainnya yang meneriakkan hal serupa, maka aku tak akan menguraikan hal ini dengan panjang lebar lagi. Aku hanya ingin menghadiahi mereka semua dengan sebuah renungan ayat Al-Quran yang berbunyi:
“Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahannam dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.”
(Surah Al-A’raf ayat 179)
Dan apabila mereka tetap menganggap perbuatan mereka dengan mengadakan pekan kondom nasional tersebut adalah baik, maka biarkan aku mengakhiri tulisan ini dengan sebuah ayat:
“Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka jangan engkau (Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
(Surah Fatir ayat 8)
Akhirul kalam, mari kita bersama-sama meneriakkan dengan lantang, "Kami para pemuda menolak dengan keras pekan kondom nasional yang dilaksanakan pemerintah!!!"


No comments:

Post a Comment