Ujian
Nasional, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester, Ujian Akhir Sekolah,
Ujian praktikum dan segala hal yang berbau ujian dalam hal akademik masih tidak
ada apa-apanya dibandingkan ujian hidup yang akan dihadapi peserta didik kelak.
Namun, pendidikan di Indonesia saat ini benar-benar sudah sangat
memprihatinkan. Dari bangku pendidikan sekolah dasar saja seolah sudah dididik
bahwa saat ujian boleh mencontek, terutama yang
berkaitan dengan kelulusan siswanya. Bahkan tercatat banyak sekolah yang
sengaja mengadakan tim sukses khusus untuk meluluskan para siswanya. Ada yang
beralasan demi masa depan siswa, demi akreditasi sekolah, dan banyak lagi.
Penulis
benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran para pendidik, apakah ini bentuk pendidikan mencontek usia dini?
Nasib bangsa ini tidak terlepas dari peran serta generasi muda, jika dari awal
saja sudah membudayakan tradisi mencontek, wajarlah jika korupsi menjadi ajang
tradisi turun-temurun pula, ironis.
Tak
dapat dielakkan banyak asumsi yang mengatakan, “Tak apalah, ini semua kan demi
harumnya nama sekolah, demi kebaikan para siswa dan wali murid, dan bla bla
bla.” Oke, tujuannya mulia, sangat-sangat mulia, tapi caranya? Salah besar!
Jika hal-hal sepele selalu kita abaikan dari usia dini, disadari atau tidak,
tentu akan membentuk mental peserta didik yang menghalalkan segala cara demi
kebaikan dirinya atau kebaikan golongan tertentu. Dampak nyata telah menghiasi
media-media di Indonesia, ada yang korupsi dengan
‘tujuan mulia’, misalnya membahagiakan keluarga, memenangkan proyek,
kepentingan partai dan golongan atau jangan-jangan ada yang korupsi buat naik
haji.
Sesungguhnya,
mencontek itu halal, jika dilakukan dengan
cara-cara yang benar dan tidak menimbulkan dosa apapun. Dibawah ini beberapa kiat sukses mencontek yang dihalalkan oleh agama :