Perhatikanlah hikmah daun! Anda jumpai dalam
satu daun terdapat sejumlah serat memanjang yang amat mengagumkan bagi yang
melihat. Ada yang besar-besar, panjang, dan lebar. Ada yang kecil-kecil,
terselip di antara yang besar-besar tersebut, tersusun dengan rapi dan
menakjubkan. Kalau yang membuatnya manusia, maka satu daun saja tidak akan
selesai selama satu tahun penuh. Tentu mereka memerlukan alat-alat dan proses
pengolahan yang kapasitas mereka tidak mampu menghasilkannya. Tapi Allah SWT
Sang Maha Pencipta dan Mahatahu, dalam beberapa hari saja menebarkan daun-daun
yang memenuhi bumi, dataran rendah dan pegunungan, tanpa alat atau pembantu.
Yang berlaku hanya kehendak-Nya yang pasti terlaksana dalam segala hal dan
kekuasaan-Nya yang tak terhalangi. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia
menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, ‘Jadilah’ Maka jadilah sesuatu
itu!” (QS Yasin, 36:82) dan firman-Nya dalam Surah Gafir, 40:68, “Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Maka
apabila Dia hendak menetapkan suatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya,
‘Jadilah!’ Maka Jadilah sesuatu itu.”
Sekarang perhatikan hikmah serat-serat yang ada di daun. Mereka
menyirami daun dan menyuplai bahan makanan kesana sehingga mempertahankan hidup
dan kesegarannya seperti urat-urat yang tersebar di badan dan menghantarkan
makanan ke setiap bagian tubuh. Perhatikanlah kemampuan serat-serat yang besar
dan keras yang menjaga daun agar tidak robek dan lapuk. Ia berfungsi seperti
otot dan urat bagi badan hewan. Kemudian, perhatikanlah hikmah Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Mahatahu dalam menjadikan daun itu sebagai hiasan bagi pohon,
penutup, dan baju bagi buah, serta melindunginya dari hama yang menghalangi
kesempurnaannya. Karena itu, apabila pohon ditebas daunnya, maka buahnya rusak,
tidak dapat dimanfaatkan. Lihat bagaimana daun dijadikan sebagai pelindung bagi
tunas tumbuhnya buah yang lemah dari kekeringan. Apabila buah telah jatuh, daun
tetap ada disana sebagai pelindung dahan dari panas matahari hingga apabila bara
itu telah padam dan tidak membahayakan dahan-dahan, daunnya berguguran agar
setelah itu mengenakan baru baju yang lebih indah. Mahabesar
Allah SWT yang mengetahui tempat dan waktu jatuh dan tumbuhnya daun-daun itu.
Tidak ada daun yang tumbuh kecuali dengan izin-Nya dan tidak ada yang jatuh
kecuali sepengetahuan-Nya.
Selain itu, kalau saja manusia menyaksikan demikian banyak daun itu
bertasbih kepada Tuhannya bersama buah-buahan dan dahan-dahan, tentu mereka
menyaksikan hal lain dari keindahannya itu. Mereka tentu akan melihat
penciptaannya dengan pandangan lain dan pasti mereka tahu bahwa itu semua
diciptakan untuk manfaat yang besar, tidak diciptakan dengan sia-sia. Allah SWT
berfirman, “dan
tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya).” (QS Ar-rahman,
55:6). Semuanya bersujud dan bertasbih kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya
dalam QS Al-Isra, 17:44, “Langit yang
tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak
ada sesuatu pun melainkan bertasbiih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak
mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.”
(Ditulis ulang dari karya Ibnu’l
Qayyim al-Jauziyyah)
Dan tidak ada cinta yang tumbuh kecuali dengan
izin-Nya,
dan tidak ada yang jatuh cinta kecuali sepengetahuan-Nya.
Hanya saja,
menaruh
secercah harapan pada makhluk adalah kehinaan,
menyandarkan
sejumput mimpi pada makhluk adalah kenistaan.
Semoga jiwa
dipalingkan hanya tuk mencintai-Nya,
hingga
diperkenankan menyempurnakannya berdua bersama dia yang mencintai-Nya pula.
Bersabarlah, jika memang murni cinta di hatimu,
tentu ia juga akan bersemi di hati yang lainnya,
karena cinta membutuhkan dua hati tuk
menyempurnakan keindahannya.
Maa fi qalbi ghairullah…