Well,
sesungguhnya menulis tulisan kali ini agak memuakkan, disamping karena temanya
yang juga memuakkan, juga tentang deadline memuakkan yang dibuat oleh Ari
Akbar. Entahlah harus memulai darimana, rasanya hanya ingin menulis sebuah paragraph
kemudian mengakhirnya dengan ucapan terima kasih. Namun baiklah, mari kita
lihat apa yang akan tertulis setelah ini. Mungkin dapat kita mulai dengan kata ‘kondom’.
Kondom merupakan salah satu alat pengaman yang digunakan untuk mencegah
terjadinya konsepsi. Lalu apa itu konsepsi? Konsepsi merupakan proses awal
terjadinya kehamilan dimana berlangsungnya pertemuan antara sel sperma dan ovum,
kemudian aku tergelitik untuk menanyakan istilah itu pada teman-teman satu grup
skripsiku:
Aku : Kemarin apa istilahnya? Yang cruptus2
itu
Ade : Apaan cruptus?
Aku : Itu loh yang pembuahan di dalam
Adit : Coitus Interuptus
Oni : Yiiii, masya Allah, kenapa tiba2
nanya gitu2an?
Aku : Yii lagi mau nulis tentang kondom
weeks
Ade :
(menanggapi Adit) Salah, bukan itu, seharusnya coitus aja, interuptus itu
dibatalkan alias buang diluar
Yah, kira-kira begitulah obrolan anak Farmasi. Sekarang kembali
ke tema awal tentang kondom weeks, entah apa yang ada di pikiran para petinggi
negeri ini dan para pembuat kebijakan di atas sana. Mereka menetapkan 1-7
Desember sebagai Pekan Kondom Nasional, rasanya aku benar-benar ingin
meneriakkan, “What the…?!” kepada mereka semua.
Mari kita tinjau dari tujuan utama mereka melakukan pembagian
kondom gratis ini, mereka mengatakan ini semua demi mencegah penularan
HIV/AIDS. Well, tidakkah mereka memiliki alasan yang lebih logis dibandingkan
itu semua? Sangat menggelikan jika mereka menganggap bahwa penularan dapat
dicegah dengan hal seperti itu, karena fakta di lapangan menunjukkan bahwa
berbagai negara yang telah melakukan upaya ini mendapatkan hasil yang nihil
dalam menekan angka peningkatan penyakit HIV/AIDS. Selain itu, apa yang menjadi
pertimbangan utama saat mereka membagi-bagikannya pada para mahasiswa? Apakah
mereka berpikir bahwa para mahasiswa melakukan tindakan terlarang pra nikah
sehingga harus dicegah kemungkinan terjangkitnya virus ini menggunakan kondom?
Maka aku akan katakan dengan lantang bahwa itu semua adalah perbuatan bodoh.
Bukan pembagian kondom yang harus dilakukan! Itu sama saja melakukan pelegalan
pada tindakan pra nikah! Bangsa ini hendak mencegah penularan virus dengan
menyebarkan alternative kondom yang malah mengikis kemuliaan para pemudanya?
Berpikirlah, sedikit saja!
Kini bukanlah kondom yang menjadi penyelesaian, karena hal itu
malah mengajarkan para pemuda bahwa dengan kondom mereka dapat melakukan ‘Coitus
Interuptus’ dan semuanya akan baik-baik saja, baik itu tentang pencegahan
kehamilan maupun pencegahan penularan penyakit. Namun, bukanlah itu titik
beratnya. Ini adalah tentang peradaban, peradaban para pemuda yang dirusak
dengan legitimasi penggunaan kondom. Sekali lagi ingin aku katakan, entah apa
yang sedang dilakukan para pembesar negeri ini!
Rasanya sudah sangat banyak para cendikiawan, alim ulama dan
para aktivis lainnya yang meneriakkan hal serupa, maka aku tak akan menguraikan
hal ini dengan panjang lebar lagi. Aku hanya ingin menghadiahi mereka semua
dengan sebuah renungan ayat Al-Quran yang berbunyi:
“Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahannam
dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan
(ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lengah.”
(Surah
Al-A’raf ayat 179)
Dan apabila mereka tetap menganggap
perbuatan mereka dengan mengadakan pekan kondom nasional tersebut adalah baik,
maka biarkan aku mengakhiri tulisan ini dengan sebuah ayat:
“Maka apakah pantas orang yang dijadikan
terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik perbuatannya itu?
Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk
kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka jangan engkau (Muhammad) biarkan dirimu
binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang mereka perbuat.”
(Surah
Fatir ayat 8)
Akhirul kalam, mari kita bersama-sama meneriakkan dengan lantang, "Kami para pemuda menolak dengan keras pekan kondom nasional yang dilaksanakan pemerintah!!!"
No comments:
Post a Comment