Aku bahagia karena aku adalah anak perempuannya
Aku bahagia karena dia pernah mengatakan, “Kamu itu anak kebanggaan
papa. Papa sayang kamu, jaga diri
baik-baik ya.”
Aku bahagia karena aku adalah seorang putri yang telah mewujudkan
sebagian mimpi-mimpinya
Aku bahagia karena aku pernah menghabiskan waktu berdua bersamanya
Aku bahagia karena aku tak beranjak sedetikpun dari sisinya saat dia
sedang kesakitan
Aku bahagia karena aku menghabiskan pagi dan petang membaca Quran
bersamanya
Aku bahagia karena aku selalu shalat berdua bersamanya
Aku bahagia karena aku menceritakan banyak kisah Rasul dan para sahabat
padanya
Aku bahagia karena aku mampu mendekap erat tubuhnya yang mulai dingin
dan membeku itu
Aku bahagia karena ada diriku yang terukir jelas di kedua bola matanya
Aku bahagia karena tiap ruas jemariku sama dengan miliknya
Aku bahagia karena dia adalah orang yang terakhir kali mengecup mulutku
ini
Aku bahagia karena aku senantiasa mengatakan padanya, “Papa itu papa
terbaik, Derry sayang Papa, sangat.”
Aku bahagia karena aku masih merasakan getaran lembut nadinya di
saat-saat terakhir
Aku bahagia karena aku menyenandungkan lafadz “Laa illa ha ilallah” di
telinganya sebelum dia menghembuskan napas terakhirnya