Bismillah,
tulisan kali ini dikhususkan untuk membahas sekelumit tentang buku perdana yang
penulis susun dengan judul ‘Selamat Tinggal Tuhanku, Aku Perempuan Merdeka’. Buku
ini diterbitkan melalui penerbit Indie Publishing dengan ukuran 14x21cm dan
tebal sekitar 386 halaman. Adapun tema yang diangkat dari buku ini adalah
mengenai perjuangan seorang perempuan yang berusaha berhijrah dari masa
jahiliyah menuju masa yang penuh dengan nilai-nilai Islam. Selama perjalanannya,
dibahas pula mengenai banyak hal tentang para pemuda dengan peradabannya, para
perempuan dengan kehormatannya, para orangtua dengan sikapnya, para aktivis
dakwah dengan perjuangannya hingga tentang perasaan penulis saat merayakan
kematian Ayahnya dan luluh lantaknya ekspektasi penulis saat satu sosok
laki-laki yang ia kagumi selama ini mendadak memproklamirkan dirinya sebagai
seorang ateis. Dan dari keseluruhan rentetan perjalanan itu akan mengantarkan
para pembaca tentang definisi baru dari ‘pemuda’, ‘ekspektasi’, ‘kehormatan’
hingga ‘kematian’. Besar harapan penulis agar para pembaca dapat menyelami
lautan hikmah yang diangkat dari kisah-kisah nyata di dalamnya. Berikut penulis
lampirkan beberapa kalimat yang terdapat di dalam buku ini:
Sunday, December 8, 2013
Monday, December 2, 2013
Coitus Interuptus dengan Pekan Kondom Nasional
Well,
sesungguhnya menulis tulisan kali ini agak memuakkan, disamping karena temanya
yang juga memuakkan, juga tentang deadline memuakkan yang dibuat oleh Ari
Akbar. Entahlah harus memulai darimana, rasanya hanya ingin menulis sebuah paragraph
kemudian mengakhirnya dengan ucapan terima kasih. Namun baiklah, mari kita
lihat apa yang akan tertulis setelah ini. Mungkin dapat kita mulai dengan kata ‘kondom’.
Kondom merupakan salah satu alat pengaman yang digunakan untuk mencegah
terjadinya konsepsi. Lalu apa itu konsepsi? Konsepsi merupakan proses awal
terjadinya kehamilan dimana berlangsungnya pertemuan antara sel sperma dan ovum,
kemudian aku tergelitik untuk menanyakan istilah itu pada teman-teman satu grup
skripsiku:
Aku : Kemarin apa istilahnya? Yang cruptus2
itu
Ade : Apaan cruptus?
Aku : Itu loh yang pembuahan di dalam
Adit : Coitus Interuptus
Oni : Yiiii, masya Allah, kenapa tiba2
nanya gitu2an?
Aku : Yii lagi mau nulis tentang kondom
weeks
Ade :
(menanggapi Adit) Salah, bukan itu, seharusnya coitus aja, interuptus itu
dibatalkan alias buang diluar
Yah, kira-kira begitulah obrolan anak Farmasi. Sekarang kembali
ke tema awal tentang kondom weeks, entah apa yang ada di pikiran para petinggi
negeri ini dan para pembuat kebijakan di atas sana. Mereka menetapkan 1-7
Desember sebagai Pekan Kondom Nasional, rasanya aku benar-benar ingin
meneriakkan, “What the…?!” kepada mereka semua.
Subscribe to:
Posts (Atom)